Rabu, 12 Oktober 2011

Tentang Lingkungan Rumah Saya

Suatu kondisi nyata yang dapat kita lihat dan rasakan, juga mengandung unsur-unsur mahkluk hidup maupun benda mati adalah definisi dari lingkungan. Saya bisa dikatakan tinggal di lingkungan perumahan yang tidak terlalu mewah. Biasanya ciri-ciri perumahan mewah dengan rumah-rumah mewah di dalamnya bisa dilihat dari pagar rumah yang tinggi disertai jalan dan pohon-pohon yang sudah tertata rapi. Di dalam rumah bisa terlihat kendaraan mobil maupun motor. Rumah mempunyai tingkat dan warna cat rumah yang lebih berwarna. Memang di perumahan saya juga tidak terlalu sederhana rumah-rumahnya. Walaupun begitu dengan kondisi jalan perumahan yang sebagian bagus dan sebagian rusak, perumahan ini belum bisa di bilang mewah. Ada sebagian rumah yang bertingkat dan tidak, juga berbagai kondisi ekonomi orang-orang yang tinggal di perumahan saya. Lingkungan saya sudah berubah secara total. Mengapa saya mengatakan seperti itu? Saat tahun 1998 mungkin umur saya masih 5 tahun dan saya masih bermain dan belum menjalani yang namanya sekolah. Saya melihat lingkungan saya dengan orang-orang yang berada di sekitarnya sangatlah menjunjug kebersihan lingkungan sekitar. Yang saya bisa ingat setiap hari minggu selalu diadakan yang namanya kerja bakti. Walaupun sedikit yang tidak ikut kerja bakti, namun itu tidak membuat yang lain iri atau merasa kesal. Mereka tetap bekerja sama membersihkan selokan-selokan dan semua hal yang mengotori lingkungan sekitar saya. Setelah selesai biasanya ibu-ibu mempersiapkan makanan yang mengenyangkan dan minuman yang menyegarkan para bapak yang telah selesai bekerja bakti. Para ibu juga tidak membuat makanan dan minuman sendiri-sendiri, mereka bekerja sama membuatnya. Sosialisasi di antara mereka semua terjalin dengan baik. Dan kenyataannya hal itu sangatlah berbanding terbalik dengan yang saya lihat sekarang. Tak ada lagi yang namanya kerja bakti dan sosialisasi yang begitu terjalin baik. Orang-orang sibuk dengan pekerjaan mereka sendiri. Mereka hanya bersosialisasi dengan orang yang ada di depan dan samping rumahnya. Jarang terlihat bersosialisasi dengan tetangga jauh. Bahkan yang lebih buruk lagi, saat tanggal 17 agustus yang adalah hari kemerdekaan bangsa kita, yang seharusnya diisi dengan suatu acara lomba yang dapat membuat sosialisasi antara tetangga terjalin sudah tidak ada lagi. Padahal semua orang mendapatkan jatah libur di hari itu, tetapi tak ada satupun yang menghiraukan hal yang penting ini. Dengan terjadinya hal-hal seperti ini, generasi-generasi muda yang ada akan berpikir bahwa tidaklah penting suatu hubungan antara orang-orang di sekitar lingkungan dan membuat masa-masa kedepan akan lebih buruk lagi. Oleh karena itu, mulai dari sekarang semua orang harus memulai lagi kehidupan yang penuh dengan sosialisasi dan kerja sama supaya generasi muda bisa melanjutkan hal-hal tersebut.
Biasanya saat musim penghujan tiba, kebanyakan dari lingkungan-lingkungan yang saya lihat, terkena yang namanya banjir atau air yang datang karena luapan dari sungai-sungai yang ada di sekitar karena mampatan sampah yang ada di sungai, hujan yang terus-terusan ataupun air kiriman yang berlebihan. Saya memang tidak terlalu mengerti mengapa banjir bisa datang ke suatu lingkungan. Walaupun lingkungan saya tidak bisa dikatakan mewah, tetapi setiap lingkungan lain terkena banjir akibat hujan yang terus-terusan, untuk lingkungan saya, tidak pernah ada yang namanya banjir, padahal terdapat sungai yang bisa dikatakan lebih dekat ke lingkungan kami dari pada lingkungan lain yang sudah terkena banjir dalam skala kecil. Padahal selokan perumahan yang terdapat mampatan karena tidak pernah ada kerja bakti yang diadakan orang selingkungan.saya berpikir mungkin daerah lingkungan yang lebih tinggi atau tanah yang mempunyai daya rembas yang kuat atau semacamnya. Walaupun lingkungan saya tidak pernah melakukan suatu cara mengatasi banjir, tetapi saya akan memberikan tips dalam mengatasi banjir yang saya dapatkan dari membaca artikel-artikel di internet yang saya buat lagi menurut saya sendiri. Mulailah dengan membuang sampah pada tempatnya atau mendaur ulang sampah yang bisa di daur. Dengan cara, sungai akan bersih dan tidak ada lagi mampatan yang terjadi. Daur ulang membuat jumlah sampah yang terbuang sia-sia akan berkurang. Selokan yang bersih juga bisa melancarkan jalannya aliran air. Pepohonan yang tertanam juga bisa mengurangi resiko terjadinya banjir.
Membahas tentang sampah, mungkin setiap hari dan setiap rumah di lingkungan saya memproduksi sampah. Entah itu sampah organik atau anorganik. Untuk urusan pengambilan sampah di lingkungan saya, mobil truk yang bekerja mengambil sampah, frekuensi pengambilan sampah sangatlah kecil, yaitu sebulan dua kali. Saya tidak mengetahui untuk frekuensi pengambilan sampah di lingkungan lain. Untuk rentang waktu setengah bulan, mungkin sampah-sampah sudah banyak terkumpul. Pencemaran udara akibat sampah tidak terjadi di lingkungan. Mungkin mengenai sungai yang cukup dekat dengan lingkungan kami, banyak juga orang-orang yang saya lihat membuang sampah di situ termasuk saya, itu juga akibat orangtua yang memerintahkan saya. Apadaya kita bila berhadapan dengan orangtua, tidak bisa menolak atau membantah. Mungkin saya harus menyadarkan mereka pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Sekian dari saya tentang lingkungan saya, saya berharap hanya hal-hal yang baik saja terjadi pada lingkungan kita. Terima kasih.