Selasa, 29 November 2011

MEMBELI WAKTU

Film yang sangat inspiratif, bisa kita lihat dari jalan ceritanya yang sangat menyentuh hati penontonnya.Film ini bercerita tentang sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak gadis. Anak gadis ini tumbuh tanpa adanya kasih sayang dari seorang ayah. Setiap hari ayahnya bekerja dari pagi hinga larut malam. Tidak ada interkasi antara ayah dengan anaknya. Anak gadis ini iri melihat teman-temannya sekeluarga lengkap bercanda ria, mengobrol, dan saling memberi kasih. Suatu malam, kebetulan ayahnya pulang cepat. Anak gadis ini menghampiri ayahnya dan menanyakan tentang gaji ayahnya di kantor dan berapa rupiah ayahnya di bayar perjam. Setelah cukup panjang bercerita, anak gadis ini meminta selembar uang lima ribu rupiah kepada ayahnya. Ayahnya yang baru pulang agak kesal, anak gadis ini terus-terusan meminta sehingga membuat ayahnya naik darah dan memarahi anak gadis ini. Anak gadis ini lari dan menangis ke kamarnnya. Ayahnya terketuk pintu hatinya dan mendapatkan anak gadisnya menangis di kamar. Ayahnya meminta maaf kepada anaknya dan menanyakan tentang uang lima ribu. Anak gadis menjelaskan bahwa Ia butuh lima ribu supaya uang lima belas ribunya menjadi dua puluh ribu dan itu cukup untuk membeli waktu ayahnya selama setengah jam. Ayahnya tersadar dan menangis karena kesalahan yang telah dia buat kepada anaknya. Ayahnya pun kini sudah membalas semua kesalahan kepada anaknya dengan selalu membagi waktu antara bekerja dan bermain bersama anaknya. Sangat di sayangkan kalau kita menerima kenyataan bahwa cerita di dalam film ini sama dengan kehidupan yang kita hadapi sekarang. Masih banyak kejadian-kejadian seperti ini di luar sana, mungkin ayah di dalam film ini termasuk orang yang beruntung karena anaknya lah yang menyadarkan dia. Kalau di luar sana mungkin seorang anak bisa melakukan hal-hal yang di luar nalar seperti bunuh diri, menguti pergaulan bebas, obat-obatan, menjadi nakal dan banyak lagi. Kita bisa ambil dampak positif dari film ini, dan melakukannya bila kita sudah menjadi orang tua kelak. Sekian...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar